Go Blog ! | Slide Show Team

About Go Blog ! | SMANSATA

Foto Saya
Go Blog ! | SMANSATA
Tarakan, Tarakan / Kalimantan Timur, Indonesia
Go Blog ! | SMANSATA Terbentuk Saat Diadakannya Lomba Membuat Blog Dalam Rangka Acara Bulan Bahasa Di SMA NEGERI 1 TARAKAN. Go Blog ! | SMANSATA Beranggotakan 3 Orang Yaitu : 1. Alvin Pardomuan.S.S. , 2. Riezky Jati.A. 3. Rio Alfa.C. Di Sini Kami Berusaha Sebaik Mungkin Untuk Menciptakan Serta Menuangkan Ide Dan Kreasi Kami Sendiri Agar Terciptalah Suatu Blog Yang Dapat Memberikan Manfaat Serta Ilmu Bagi Kita Semua Yang Mengunjungi Blog Ini. Keep Blogging !
Lihat profil lengkapku

Go Blog ! | Ratting

Go Blog ! | Skycrapper

Kamis, 27 Oktober 2011
GETIR PAHIT SEORANG EMAK IBUKOTA

Tak menyangka, di zaman sekarang ini masih ada saja orang – orang yang menggantungkan hidupnya pada adanya minyak tanah yang sekarang mulai langka dan dibatasi penggunaannya.Entah mengapa, rasanya sepertinya pemerintah tidak berniat mengurusi hal kecil seperti ini. Sungguh malang nasib orang – orang seperti mereka ini.Sungguh mengharukan bahwa di zaman yang modern ini masih saja ada orang yang membutuhkan minyak tanah untuk keperluan mereka sehari – harinya.Telah banyak bahan pengganti alternatif minyak tanah yang telah disediakan pemerintah untuk rakyatnya.Namun tidak berlaku bagi keluarga yang satu ini.Sebuah keluarga yang amat sederhana yang hidupnya hanya bergantung pada masih adanya minyak tanah di negeri ini.Tidak pernah terbayang bahwa masih ada saja orang – orang yang bergantung pada minyak tanah.Salah satunya adalah keluarga mak napen yang tinggal di sawahan, depok.Mereka benar – benar menggantungkan hidupnya pada minyak tanah secara tidak langsung.
Memang keluarga mak napen ini harus benar – benar menggantungkan hidupnya pada minyak tanah secara tidak langsung karena pekerjaan suami mak napen hanya sebatas tukang reparasi kompor minyak.Maklum karena terbatasnya lapangan pekerjaan serta tidak dibarengi kemampuan yang memadai mengharuskan pak tole suami mak napen memilih pekerjaan ini.Sungguh berat awalnya melakukan pekerjaan yang dianggap remeh oleh sebagian orang, namun pak tole tetap gigih dan tegar menekuni pekerjaan yang digelutinya ini.Walaupun sekarang sudah mulai sedikit sekali orang – orang yang mengunakan kompor minyak dalam kehidupan sehari – harinya karena semakin langkanya pula ketersedian minyak tanah di negeri ini. Sekarang saja banyak orang – orang yang semakin susah untuk mendapatkannya, mendapatkan se-liter minyak tanah murah di negeri ini.
Hal itu juga berlaku bagi pak tole, setiap harinya ia selalu kesusahan untuk mendapatkan minyak tanah murah, sampai – sampai pak tole harus mengantri untuk mendapatkan minyak tanah murah setiap harinya, bahkan tak jarang pak tole harus pergi ke desa tetangga untuk mendapatkan se-liter minyak tanah untuk keperluan keluarganya sehari – hari. Kadang, usaha pak tole untuk mendapatkan minyak tanah murah tidak membuahkan hasil. Tak jarang ia pulang dengan tangan hampa tanpa membawa se-liter pun minyak tanah. Untuk menyambung hidupnya, keluarga mak napen harus bekerja keras demi mendapatkan priuk nasi.Mak napen yang sudah tua harus membantu keluarganya bekerja keras demi mendapatkan priuk nasi. Mak napen yang di usia ke-70 harus keliling kampung demi kampung, desa demi desa, rumah demi rumah hanya untuk menawarkan jasa reparasi kompor minyak.
Sungguh kisah yang amat mengharukan bagi kita semua, bahwa walaupun di usianya yang sudah tua, mak napen tetap gigih dan tegar serta tabah dalam menghadapi kerasnya hidup yang ia lalui bersama keluarganya. Walaupun mak napen selalu melakukan perjalanan jauh hanya untuk menawarkan jasa reparasi kompor minyak, ia tidak pernah membekali dirinya dengan sesuap nasi dan secangkir air putih ketika hendak melakukan pekerjaannya. Memang tidak mudah usaha mak napen dan keluarganya untuk menyambung hidup. Selama perjalanannya, tak jarang usaha untuk menawarkan reparasi kompor minyak kepada warga -  warga desa tidak membuahkan hasil.
Sekarang, banyak langganan mak napen yang sudah tidak membutuhkan tukang reparasi kompor minyak karena telah bergantinya fungsi kompor minyak menjadi kompor gas. Namun mak napen tak berkecil hati, ia tetap berusaha mencari orang yang membutuhkan jasa suaminya untuk mereparasi kompor minyak yang rusak. Untunglah, masih ada saja orang – orang serta langganan mak napen yang masih membutuhkan jasa reparasi kompor minyak milik pak tole suami mak napen.Pekerjaan ini sudah di geluti mak napen selama 30 tahun.Namun di 2 tahun terakhir pekerjaan ini terasa berat karena kaki mak napen patah akibat terpeleset. Sungguh malang nasib mak napen.
Namun, ia tetap menggeluti dan menekuni pekerjaan ini, pekerjaan menawarkan jasa reparasi kompor minyak. Karena hanya dari sinilah, ia dan keluarganya bisa mendapatkan sesuap nasi. Bapak tole sudah menjadi tukang reparasi kompor minyak sejak tahun 1965.Apabila pak tole telah selesai memperbaiki kompor, itulah tanda bahwa mak napen harus bekerja lagi.Mak napen harus mengantar kompor minyak kepemiliknya.
Dari semua kerja kerasnya, mak napen dan pak tole hanya mendapatkan upah 20 ribu rupiah.Walaupun mendapatkan upah hanya 20 ribu rupiah tidak membuat mak napen dan pak tole berkecil hati.Mereka malah bersyukur karena mendapatkan uang pada hari itu.karena dengan uang itu mereka akan mengisi perut mereka yang kelaparan.

Dirumah yang sangat sederhana, mak napen, pak tole, dan nawan anak semata wayang mereka tinggal setiap harinya.Sayangnya, nawan terlahir dalam keadaan yang tidak sempurna.Ia terlahir dalam keadaan bisu tuli. Namun, walaupun begitu tidak sedikit pun rasa sayangnya berkurang pada sang buah hati. Itu sebabnya, mak napen juga khawatir terhadap nasib nawan apabila ia dan pak tole dipanggil oleh Sang Pencipta. Mak napen sebenarnya ingin punya anak perempuan. Namun Tuhan berkehendak lain. Ia sering merasa kesepian karena tidak ada yang menemaninya melakukan tugas – tugas sehari – hari yang dilakukan oleh seorang wanita / perempuan.
Nawan, anak semata wayang pak tole dan mak napen setiap harinya membantu dan menemani pak tole membeli kaleng bekas untuk bahan kompor.Biarpun tidak bisa bicara dan mendengar, nawan seolah mengerti kesulitan kedua orang tuanya.Ia membantu pak tole mengais kaleng di lapak penampungan barang bekas. Bermodalkan seutas tali dan sebilah tongkat, nawan membantu pak tole membawa kaleng – kaleng yang nantinya akan digunakan untuk bahan kompor. Seutas tali dan sebilah tongkat tersebut berfungsi agar kaleng – kaleng yang dibawa nawan tidak jatuh ketika sedang berjalan.
Sungguh, keluarga ini harus bekerja keras demi menyambung hidup.Ketika mencari kaleng saja mereka harus rela berkotor – kotoran di tumpukan sampah serta belatung demi mendapatkan kaleng – kaleng bekas.1 buah kaleng dibeli pak tole seharga 2 ribu rupiah. Namun, tak jarang pak tole harus berhutang karena belum adanya modal sama sekali. Untuk membuat 1 buah kompor minyak diperlukan 3 buah kaleng bekas. Sementara proses pembuatannya bisa memakan waktu sampai 2 hari. Padahal kompor itu hanya akan dihargai 30 ribu rupiah saja. Itupun kalau ada orang yang mau membeli kompor tersebut.
Kalau malam datang, tidak banyak aktivitas yang dilakukan oleh keluarga ini. Tidak ada radio, apalagi tv di rumah mak napen ini. Jadi setiap harinya mereka hanya duduk – duduk melihat indahnya malam hingga kantuk mendatangi mereka.

Sama sekali tidak terbayang, hanya beberapa kilometer dari gemerlapnya ibukota masih ada saja orang tua yang harus memeras sisa – sisa tenaganya demi sesuap nasi.Setiap hari, mak napen harus berjalan berkilo – kilo meter dibawah sengatan terik matahari mencari kompor rusak yang semakin langka saja.
Kerutan di wajahnya, menunjukkan hidupnya yang penuh perjuangan. Pahit getir yang ia hadapi selama hidupnya membuatnya tegar membuat salut siapa saja yang menyaksikan kisahnya. Dalam hidupnya, mak napen punya sebuah keinginan sederhana yaitu menaiki sebuah mobil.
Sebernarnya, sudah sepantasnya mak napen pensiun dari pekerjaannya dan menikmati hari tua bersama keluarganya.Dari mak napen, kita bisa belajar banyak hal.Tentang hidup, tentang sebuah keikhlasan, dan kesabaran.Kesabaran menerima semua yang diberikan Sang Pencipta.Biarpun akrab dengan segala keterbatasan, mak napen dan pak tole tetap tegar.Tuhan memang maha pengasih, selalu ada hikmah dibalik segala musibah.
Dalam kehidupan ini, selalu kita temukan kebahagian dan penderitaan.Meski kita lebih memilih kebahagiaan yang kita raih, namun penderitaan pun pasti mendatangkan hikmah tersendiri.
Tak bisa dipungkiri dalam kehidupan ini banyah hal terjadi yang mewarnai perjalanan kisah hidup kita, mulai dari cerita bahagia, sedih, memalukan, kekecewaan, sampai cerita yang menggetarkan jiwa.
Saudaraku lalu bagaimana jika perjalanan hidup yg kita jalani sekarang ini adalah kisah derita ? Apa yang akan kita perbuat, apa akan membiarkannya tanpa berbuat sesuatu, atau ingin menyembuhkannya atau kita melarikan diri saja dari beban dan tanggung jawab kita ?

Karya Oleh: Rio Alfa.C.
Kelas: XI IPA-2

0 komentar:

Posting Komentar

Go Blog ! | Motto

Go Blog ! | Whos.Amung.Us Map Site

Go Blog ! | Recent Post

Go Blog ! | Daftar Isi

Go Blog ! | Translate It !

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Go Blog ! | Hit Counter

Go Blog ! | Flag Counter

free counters

Go Blog ! | Clock

Tag Label

Go Blog ! | Keep Blogging !

Go Blog ! | Prayer Times

Prayer Times For 6 Million Cities Worldwide
Country:

Go Blog ! | Followers